Jumat, 21 November 2008

all about marketing

Kata kunci: Pengertian Pemasaran dan Perilaku Konsumen

Landasan TeoriPemasaran

Pengertian Pemasaran menurut Stanton adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial (Stanton, 1997).Pengertian tersebut dapat memberikan gambaran bahwa pemasaran sebagai suatu sistem dari kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan, ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang/jasa kepada pembeli secara individual maupun kelompok pembeli. Kegiatan-kegiatan tersebut beroperasi dalam suatu lingkungan yang dibatasi sumber-sumber dari perusahaan itu sendiri, peraturan-peraturan, maupun konsekuensi sosial perusahaan.

Pengertian pemasaran menurut Kotler (2000: 8), pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk dengan pihak lain. Dalam hal ini pemasaran merupakan proses pertemuan antara individu dan kelompok dimana masing-masing pihak ingin mendapatkan apa yang mereka butuhkan/inginkan melalui tahap menciptakan, menawarkan, dan pertukaran.Definisi pemasaran tersebut berdasarkan pada prinsip inti yang meliputi: kebutuhan (needs), produk (goods, services and idea), permintaan (demands), nilai, biaya, kepuasan, pertukaran, transaksi, hubungan, dan jaringan, pasar, pemasar, serta prospek.Terdapat dua faktor yang mempengaruhi cara dan keberhasilan perusahaan terhadap pemasarannya, yaitu: (1) Lingkungan Eksternal Sistem Pemasaran. Lingkungan ini tidak dapat dikendalikan perusahaan, misalnya kebebasan masyarakat dalam menerima atau menolak produk perusahaan, politik dan peraturan pemerintah, keadaan perekonomian, kependudukan serta munculnya pesaing; (2) Variabel Internal Sistem Pemasaran. Variabel ini dapat dikendalikan oleh perusahaan, terdiri atas dua kelompok, yaitu sumber bukan pemasaran (kemampuan produksi, keuangan, dan personal) dan komponen-komponen bauran pemasaran yang meliputi: produk, harga, promosi, dan distribusi (Swastha, 2002).

Jumat, 26 September 2008

Riset Marketing google

Social Marketing
© PPF 2006 20
PELATIHAN SOCIAL MARKETING
Dalam pelatihan tiga hari yang dilaksanakan di Puncak, para peserta
memperoleh materi dari dua orang fasilitator, berbagi pengalaman dari sesama
organisasi nirlaba dalam melaksanakan social marketing dan selebihnya praktik
dalam kelompok. Fasilitator yang memberikan materi pelatihan dan berbagi
pengalaman penerapan social marketing adalah Dr. Linda D. Ibrahim, Esrom
Aritonang dan rekan dari LSM Telapak.
Di akhir pelatihan diharapkan para peserta dapat menyusun kerangka
program strategi social marketing dalam kelompok, yang nantinya dapat dijadikan
semacam “oleh-oleh” untuk dibawa pulang ke organisasi masing-masing.
Riset, tulang punggung social marketing
Dalam social marketing, riset merupakan tulang punggung untuk menentukan
isu, rencana strategis yang terintegrasi dan kelompok sasaran. Biasanya
pengumpulan data adalah langkah awal sebuah organisasi, sebelum menyusun
rencana dan strategi kerja. Dari data awal itu akan muncul berbagai macam isu yang
beradar di masyarakat. isu. Dengan mengolahnya data tersebut akan terbagai dan
terstruktur sesuai dengan kebutuhan organisasi. Pemahaman isu utama dan aktor
yang terlibat, akan mendeskripsikan peta sosial komunitas yang dituju, sehingga lebih
mudah untuk dikelola, dinegosiasikan, bersama aktor kunci yang akan mendukung
maupun menghambat program tersebut. Jika situasi sosial telah dapat dikuasai atau
dipetakan dengan baik, maka strategi yang efektif akan menjadi kunci keberhasilan
suatu kerja.
Salah satu faktor penunjang lain dan ini merupakan salah satu kelebihan dari
LSM atau organisasi nirlaba adalah mereka sebagai pelaku dan praktisi. Di dalam
kerjanya LSM selalu berhubungan dengan masyarakat, dimana ide tentang isu
berada, berkembang dan diperoleh. Bagi LSM, sekolah sesungguhnya adalah ketika
berada dia berada dan menjadi bagian dari sebuah masyarakat. Apa yang diperoleh
oleh organisasi nir laba itu di lapangan tidak ada sekolahnya. Nah, itulah yang
kemudian dinamakan sensitivitas sosial. Keterampilan tersebut tidak dapat dipelajari,
tapi bisa dilatih dengan membiasakan diri melihat dan terlibat dalam persoalan yang
ada di masyarakat.
Dalam social marketing, riset merupakan tulang punggung untuk menentukan
isu, rencana strategi yang terintegrasi dan kelompok sasaran. Di dalam riset kita akan
Social Marketing
© PPF 2006 21
tahu dan mengerti isu apa yang yang ada dan siapa saja yang terlibat serta sejauh
mana jaringan yang dimiliki.
Langkah berikutnya yang harus dilakukan adalah bagaimana
mengkomunikasikan gagasan dan ide tersebut, sehingga dapat dioperasionalkan.
Dalam arti lain organisasi kemudian mampu mengkoordinasikan kegiatan dan
mengakses sumberdaya dalam mengimplementasikan gagasan. Dalam hal ini
komunikator yang membawa gagasan dan ide tersebut dipilih dan ditentukan
berdasarkan kebutuhan dan hasil analisa yang sudah dilakukan sebelumnya.
Dengan bahan dan hasil riset yang sudah diperoleh proses komunikasi dapat
dilakukan pada ruang dan tempat yang tepat. Tepat dan tidaknya komunikasi sosial
yang dilakukan dapat dilihat dari respon penerima pesan. Artinya komunikasi dapat
dikatakan berhasil baik jika tumbuh reaksi penerimaan dan kepercayaan dari
kelompok atau aktor yang dituju.
Secara umum kegagalan organisasi nirlaba dalam mengkomunikasikan
program disebabkan kurangnya penguasaan lapangan, kurang maksimalnya
pemanfaatan jaringan, kurangnya pengelolaan isu, identitas sosial serta perencanaan
yang tidak matang. Kembali dalam hal ini riset sangat menentukan. Hanya dengan
riset kemungkinan-kemungkinan melakukan kesalahan dalam implementasi di
lapangan dapat diminimalisir.
Satu lagi kesalahan dan kemudian menjadi kelemahan LSM atau organisasi
nirlaba dalam melakukan social marketing adalah, memposisikan pemerintah sebagai
lawan atau musuh. “Kalau kita membaca buku Kastorius Sinaga, sosiolog, ada tahap
di mana LSM bertujuan untuk melakukan pemberdayaan ekonomi dan sosial
masyarakat. Namun program itu ibarat pedang bermata dua. LSM tidak dapat
menghindar dari pendidikan politik. Akibat dari pendidikan politik, masyarakat menjadi
aware pada pemerintah. Harusnya dalam hal ini pemerintah menjadi mitra,“ demikian
jelas Linda. Memang benar, kalau begitu organisasi dulu yang harus diubah,
sebelum mengubah masyarakat.
Siklus pelaksanaan strategi social marketing
Aktualisasi dari gagasan di atas adalah sebuah rencana dan strategi untuk
menyusun langkah-langkah konkrit dalam social marketing. Secara teori, social
marketing merupakan sebuah siklus, dimana proses dan tahapannya saling
berkaitan, dan dalam setiap penyusunan rencana baru, akan selalu dimulai dari
langkah dan tahap yang sama. Dan strategi marketing merupakan langkah praksis
setelah proses pencarian dan pemetaan isu yang akan digunakan sebagai alat untuk
social marketing ditemukan. Proses siklus ini sendiri terbagi dalam empat tahap.
Social Marketing
© PPF 2006 22
Pertama perencanaan, kedua pengembangan dan uji coba, ketiga tahap
implementasi dan yang keempat adalah proses evaluasi.
Secara sistematis masing-masing tahap dalam siklus ini akan saling
mengoreksi. Evaluasi akan selalu mengacu pada perencanaan, dan akan diuji coba
lalu dikembangkan. Ketidaksesuaian hasil dari tiap tahap, seperti yang sudah
direncanakan, akan berdampak pada tahap dan proses selanjutnya. Karena semua
saling berhubungan, maka proses penentuan dan perumusannya dilakukan dalam
waktu dan diletakkan dalam bingkai yang sama, yaitu tujuan awal dari social
marketing seperti yang terdapat dalam rencana strategis yang sudah disepakati
sebelumnya.
Dalam perencanaan proyek social marketing, ada beberapa langkah yang
harus dilakukan, pertama, menilai isu atau masalah dan mengidentifikasi komponen
solusi, kedua, merumuskan tujuan komunikasi, setelah itu menetapkan dan
mempelajari audiens yang dituju, kemudian menentukan saluran kegiatan yang cocok
untuk sasaran.
Pada tahap berikutnya yang juga penting dilihat adalah jaringan atau mitra
yang dianggap potensial untuk pengembangan rencana kerja, baru setelah itu dbuat
strategi komunikasi untuk audiens yang dituju. Dari situ akan ditemukan dan diperoleh
berbagai macam alternatif metode, alat dan ruang untuk membangun sebuah
program sosialisasi dan komunikasi untuk social marketing.
Semua langkah di atas merupakan satu kesatuan dalam konteks perencanaan
dan pengembangan strategi social marketing. Jadi, jika dalam perjalannya terjadi
perubahan metode ataupun alat yang akan digunakan, tetap tidak lepas dari konteks
awal, kenapa social marketing perlu dan dibutuhkan untuk sosialsisasi ide atau
gagasan organisasi. Bahkan tidak menutup kemungkinan, dalam tahapan tersebut
terjadi penambahan dan pembukaan saluran dan bentuk sosialisasi dari sebuah
social marketing. Contohnya, jika pada awalnya kita memilih generasi muda, yang
bekerja di sektor bisnis, sebagai sasaran komunikasi dan sosialiasi gagasan dan ide,
tidak menutup kemungkinan akan berkembang kepada sektor dan kelompok lain
yang lebih luas, tetapi tetap tidak mengubah isu utama.
Perubahan atas pilihan alat, metode dan sasaran, kembali berdasarkan riset.
Bisa saja akibat perkembangan sosial, politik dan ekonomi, hasil riset pertama tidak
berlaku lagi atau perlu diperbaharui. Perubahan atas pilihan tidak bisa dilakukan
hanya berdasarkan suka atau tidak suka, tapi harus melalui metode dan alasan yang
masuk akal dan ilmiah.
Social Marketing
© PPF 2006 23
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat rencana dan
pengembangan strategi social marketing, seperti kemampuan yang dimiliki, saluran
atau media yang digunakan sesuai dengan target atau sasaran yang akan dituju.
Dalam training ini, peserta dituntut untuk membuat perencanaan dengan
berkelompok. Pada tahap awal beberapa kelemahan mulai muncul. Misalnya,
kebingungan merumuskan sebuah isu ke dalam perencanaan. Yang terjadi kemudian
adalah saling berbagi pengalaman satau sama lain. Rata-rata pengalaman yang
dialami hampir sama, yaitu ketika masuk dalam perencanaan sosialisasi gagasan,
tugas tersebut serahkan pada satu orang, yang bertanggungjawab di bidang
kampanye dan sosialisasi. Artinya selama ini para peserta membuat konsep dan
mengembangkannya, tanpa melalui proses yang menjadi standar dalam membuat
kerangka kerja social marketing.
Contoh kasus yang menarik dari kemajuan itu ada pada kelompok yang diberi
tugas membahas masalah lingkungan. Dari proses perencanaan, mereka sudah
berhasil menemukan isu utama dari social marketing yang akan dilakukan.
Perkembangan selanjutnya adalah keberhasilan dalam mengidentifikasi dan
memetakan masalah. Kelompok tersebut bisa mengetahui aktor yang terlibat,
jaringan yang dimiliki, dan persoalan pokok yang menjadi isu sentral dari social
marketing yang akan mereka lakukan.
. Ada beberapa unsur pokok yang harus dimiliki kelompok tersebut. Pertama
data. Akurasi data beserta dengan pemetaan secara geografis, demografis aktor dan
faktor yang terlibat serta jaringan yang masuk di dalamnya, merupakan sumber
utama dari bahan sebuah analisa. Seandainya data yang masuk tidak akurat, maka
analisa dan kesimpulan isu utama dari social marketing juga akan keliru dan tidak
tepat sasaran.
Faktor pendukung lainnya adalah kerjasama. Para peserta mengakui selama
ini mereka mengerjakan social marketing, selalu dengan mendadak atau
mendelegasikannya pada satu orang. Kerjasama selalu akan membuka wawasan
dan cara pandang baru dalam melihat dan menyelesaikan persoalan social
marketing.
Tapi kemajuan yang diperoleh oleh para peserta masih belum sampai pada
tujuan akhir. Maksudnya, para peserta belum sampai pada penajaman langkah dan
pilihan alat yang tepat. Terjemahan atas pilihan alat sosialisasi tidak mutlak tunggal.
Bukan tidak mungkin hasil riset memberikan beberapa alat yanga dapat digunakan
sekaligus. Misalnya memakai media cetak dan visual pada waktu yanga bersamaan.
Sebagai contoh dari kelompok peserta yang bertugas untuk membuat rencana
”Fund Raising”, kelompok ini langsung pada kesimpulan membuat booklet untuk para
Social Marketing
© PPF 2006 24

Jumat, 19 September 2008

The Blacklist is Back!!!!

hari baru bagiku...semuanya makin nggak jelas!!

haduh..ga tau dah mesti ngapain..looks like everyone is running away from me...

my 'stupid cupid' leave me again...

and yeah,,, i`m alone again!!!1

gosh,,, sooo exhausted..